Minggu, 26 Maret 2023

Sub-Chapter 8.2

 

 ENCODERS

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]

1.Tujuan[kembali]

  1. Mengetahui dan memahami penggunaan Encoders
  2. Mampu membuat rangkaian dari materi Sub-Chapter 8.2

2. Alat dan Bahan[kembali]

ALAT
  1. Power Supply

Power supply atau catu daya adalah alat atau komponen yang memasok daya ke satu atau bajkan lebih alat listrik. Pada umumnya power supply mengubah satu jenis daya listrik ke jenis lainnya

        2. Voltmeter DC

Voltmeter DC adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah voltmeter DC hampir sama dengan konsep pada amperemeter, pada voltmeter arus searah (DC) atau voltmeter tahanan shunt atauu shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen.

BAHAN
        1. Resistor
Spesifikasi :
Resistance (ohms)          : 10K, 500K
Power (Watts)                 : 0.25W, 1/4W
Tolerance                        : -+ 5%
Packaging                       : Bulk
Composition                    : Carbon Film
Temperature Coefficient  : 350 ppm/C
Lead free status              : Lead free
RoHS status                    : RoHS Compliant

        2. LED
Spesifikasi :
- superior weather resistance
- 5mm round standar directivity
- UV resistant eproxy
- Forward current (IF) : 30mA
- Forward voltage (VF)  : 1.8V to 2.4V
- Reverse voltage       : 5V
- Operating temperature : -30℃ to +85
- Storage temperature    : -40℃ to +100℃
- Luminous intensity  : 20mcd

Konfigurasi Pin:
- Pin 1 : positive terminal of LED
- Pin 2 : Negative terminal of  LED

        3. Gerbang OR

Gerbang jenis ini memerlukan dua input untuk menghasilkan output 1 jika semua atau salah satu input merupakan bilangan biner 1. Sedangkan output akan menghasilkan 0 jika semua inputnya adalah bilangan biner 0.

        4. Gerbang NOT

Gerbang NOT berfungsi sebagai pembalik keadaann. Jika input bernilai 1 maka outputnya akan bernilai 0 dan begitu juga sebaliknya.

        5. IC 74LS147 dan IC 74151
  


IC 74LS147 jenis ini banyak digunakan dalam membuat rangkaian encoder dimana IC ini berfungsi dalam mengkodekan 10 line data input menjadi data dalam bentuk BCD. IC ini merupakan encoder data decimal menjadi data BCD dengan input aktif LOW dan output 4 bit BCD aktif LOW.
IC jenis ini merupakan keluarga dari IC TTL yang bekerja dengan tegangan sumber +5 volt DC. Encoder desimal ke BCD ini sering kita perlukan pada saat perancangan suatu perangkat digital dan kita mengalami kekurangan port atau jalut untuk input saklarnya.
Konfigurasi :


Tabel kebenaran :
Konfigurasi pin dan tabel kebenaran encoder 74147 diatas diambil dari datasheet IC 74147. IC 74147 memiliki 16 pin dengan kemasan IC DIP. Encoder IC 74147 memiliki 9 jalur input desimal 1 sampai 9 aktif LOW dan 4 jalur output BCD aktif LOW. Tegangan sumber untuk IC 74147 diberikan melalui pin Vcc (+5 volt DC) dan pin GND (ground). Input pada encoder IC 74147 ini di simbolkan dengan input 1 sampai 9 dan jalur output BCD 4 bit disimbolkan dengan Q0 sampai Q3.
Pada tabel kebenaran encoder IC 74147 terdiri dari data jalur input 9 line (1 – 9) aktif LOW, 4 bit output (Q0, Q1, Q2, Q3) BCD aktif LOW dan nilai logika negatif BCD. Kode H (HIGH) mereprentasikan kondisi logika 1 (HIGH), L merepresentasikan logika 0 (LOW) dan kode X adalah don’t care yaitu tidak berpengaruh terhadap proses encoding data desimal ke BCD IC Encoder 74147.

3. Dasar Teori[kembali]

Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi berkebalikan dengan dekoder. Encoder berfungsi sebagai rangakain untuk mengkodekan data input menjadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD)

Dalam teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “Desimal to BCD Encoder” yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan jumlah line input desimal (0-9) menjadi kode bilangan biner 4 bit BCD (Binary Coded Decimal). Atau “8 line to 3 line encoder” yang berarti rangkaian encoder dengan input 8 line dan output 3 line (3 bit BCD). Encoder akan mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner dengan konfigurasi 2^n input dan n output. Dia akan mengubah informasi dari 2^n input tersebut menjadi kode binary sejumlah n yang ekuivalen dengan inputnya.

Encoder Decimal (10 line) ke BCD
Memiliki 9 jalur input decimal terletak pada kaki yang diberi simbol input 1 sampai 9 dan memiliki kondisi aktif LOW.
Memiliki 4 jalur output DCB yang terletak pada kaki yang diberi simbol Q0 sampai Q3 dan memiliki kondisi aktif LOW.
Untuk memberikan tegangan sumber terletak pada pin Vcc (kaki no 16) dan pin GND (kaki no 8).

Persamaan logika output encoder decimal (10 line) ke BCD
Y3 = X8 + X9
Y2 = X4 + X5 + X6 + X7
Y1 = X2 + X3 + X6 + X7
Y0 = X1 + X3 + X5 + X7 + X9

4. Prosedur Percobaan[kembali]

  1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam simulasi
  2. Perhatikan datasheet pada setiap komponen rangkaian
  3. Rangkailah komponen-komponen yang ada sesuai dengan datasheet
  4. Pastikan rangkaian berjalan sesuai kondisi yang diminta.
Prinsip kerja
    1Rangkaian 8.14
(Kondisi 3)

- Jika X0 berlogika 1 maka output Y U1 berlogika 1 kemudian masuk ke OR dimana kaki 1 berlogika 1 dan kaki 2 berlogika 0 menghasilkan output berlogika 1 sesuai dengan prinsip kerja gerbang OR. sebaliknya jika X0 berlogika 0 maka output Y U1 akan berlogika 0 (kaki 1) dan kaki 2 dalam keadaan berlogika 0 sehingga 0,0 akan mengasilkan output berlogika 0 sesuai dengan prinsip kerja gerbang OR.

- Jika X1 berlogika 1 maka output Y U1 akan berlogika 0, untuk menghasilkan output dengan logika 1 maka kaki ABC bertindak sebagai input selektor, dimana input ABC akan dipilih mana bilangan binernya yang sesuai dengan angka pada kaki X1, disini yg diminta adalah X1 maka biner nya adalah 1 yaitu kaki A. untuk itu A berlogika 1 dan X1 berlogika 1 sehingga outputnya akan berlogika 1 kemudian masuk ke gerbang OR dimana kaki 2 berlogika 0 sehingga (1,0) akan menghasilkan output dengan logika 1

- Jika X2 berlogika 1 maka outputnya akan berlogika 0, untuk membuat outputnya aktif(berlogika 1) maka diperlukan input selector pada ABC yang binernya sama, dimana X2 binnernya 2, yg binnernya 2 adalah B, Maka kaki B inputnya berlogika 1 dan kaki X2 berlogika 1 menghasilkan output berlogika 1, kemudian masuk ke gerbang OR dimana kaki 2 dari gerbang OR berlogika 0 maka outputnya akan berlogika 1

- Untuk X3-X7 prinsipnya sama dengan X0-X2, dimana untuk membuat outputnya berlogika 1 maka diperlukan kaki ABC yang binernya sama dengan nilai kaki pada IC 74HC151 Sebagai kombinasi untuk mengaktifkan Kaki IC 74HC151 sehingga menghasilkan output dengan logika 1

- Untuk U2 (Multiplexser) prinsipnya sama dengan U1, bedanya pada U2 terdapat inverter yang membuat logika pada kaki E aktif renda menjadi berlawanan dengan yg seharusnya karena inverter disini bertindak sebagai pembalik NOT sehingga output yang dihasilkan akan berkebalikan dengan prinsip aktif rendah yaitu ketika di U1 E akan aktif jika berlogika 0 sedangkan pada u2 E akan aktif jika berlogika 1

    2Rangkaian 8.15
(Kondisi 2)

Rangkaian 8.15 menunjukkan implementasi perangkat keras dari encoder oktal-ke-biner yang dijelaskan oleh tabel kebenaran dibawah ini.

Sirkuit ini memiliki kekurangan bahwa ia menghasilkan semua urutan output 0s ketika semua baris input dalam keadaan logika '0'. Ini dapat diatasi dengan memiliki baris tambahan untuk menunjukkan urutan input semua 0s.
- Ketika D0 logika 0 tidak U1 U2 dan U3 OFF, karena tidak terhubung dengan salah satu gerbang logika OR. Ini menandakan bahwa addres dari D0 adalah 0 0 0.

- Ketika D1 logika 1 maka OR 3 akan aktif karena D1 terhubung dengan salah satu kaki input OR 3. Karena salah satu kaki input OR 3 berlogika 1 maka output dari OR 3 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D1 adalah 1 0 0.

- ketika D2 logika 1 maka OR 2 akan aktif karena D2 terhubung dengan salah satu kaki input OR 2. Karena salah satu kaki input OR 2 berlogika 1 maka output dari OR 2 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D2 adalah 0 1 0.

- Ketika D3 logika 1 maka OR 2 dan OR 3 akan aktif karena D3 terhubung dengan salah satu kaki input OR 2 dan OR 3. Karena salah satu kaki input OR 2 dan OR 3 berlogika 1 maka output 
dari OR 2 dan OR 3 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D3 adalah 1 1 0.

- Ketika D4 logika 1 maka OR 1 akan aktif karena D4 terhubung dengan salah satu kaki input OR 1. Karena salah satu kaki input OR 1 berlogika 1 maka output dari OR 1 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D4 adalah 0 0 1.

- Ketika D5 logika 1 maka OR 1 dan OR 3 akan aktif karena D5 terhubung dengan salah satu kaki input OR 1 dan OR 3. Karena salah satu kaki input OR 1 dan OR 3 berlogika 1 maka output dari OR 1 dan OR 3 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D5 adalah 1 0 1.

- Ketika D6 logika 1 maka OR 1 dan OR 2 akan aktif karena D6 terhubung dengan salah satu  kaki input OR 1 dan OR 2. Karena salah satu kaki input OR 1 dan OR 2 berlogika 1 maka output dari OR 1 dan OR 2 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D5 adalah 0 1 1.

- Ketika D7 logika 1 maka OR 1, OR 2 dan OR 3 akan aktif karena D7 terhubung dengan salah satu kaki input OR 1, OR 2 dan OR 3. Karena salah satu kaki input OR 1, OR 2 dan OR 3 berlogika 1 maka output dari OR 1, OR 2 dan OR 3 akan menjadi 1. Ini menandakan bahwa addres dari D5 adalah 1 1 1.

    3Rangkaian 8.16
(Kondisi 5)

16 menunjukkan simbol logika dan tabel kebenaran dari desimal 10 baris ke encoder BCD empat baris yang menyediakan pengkodean prioritas untuk digit urutan lebih tinggi, dengan digit 9 memiliki prioritas tertinggi. Dalam tabel fungsional yang ditampilkan, baris input dengan prioritas tertinggi memiliki LOW di atasnya dikodekan terlepas dari status logika baris input lainnya.

pada rangkaian ini, apabila semua input berlogika 0, maka akan lampu led akan mati, dan apabila gerbang logika yang dihubungkan pada pin 1 gerbang or berlogika 1, akan menghidupkan ke dua lampu led, saat hanya logicstate ke dua berlogika 1 maka lampu yang hidup hanya lampu led biru, sedangkan pada saat hanya logicstate ketiga yang berlogika 1 maka lampu yang akan menyala adalah lampu led merah, namun ketika logicstate kedua dan ketika dihidupkan akan mengaktifkan ke dua lampu tersebut. sesuai dengan teable kebenaran dibawah ini
Bilangan biner dari : Q0 = 1
                                 Q1 = 2
                                 Q2 = 3
                                 Q3 = 4
Output dari encoder adalah penjumlahan angka biner sesuai dengan angka input .

- jika input 1 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q0 akan berlogika 0 [1+0+0+0=1]

- jika input 2 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q1 akan berlogika 0 [0+2+0+0=2]

- jika input 3 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q0 dan Q1 akan berlogika 0 [1+2+0+0=3]

- jika input 4 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q2 akan berlogika 0 [0+0+4+0=4]

- jika input 5 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q0 dan Q2 akan berlogika 0 [1+0+4+0=5]

- jika input 6 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q1 dan Q2 akan berlogika 0 [0+2+4+0=6]

- jika input 7 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q0, Q1 dan Q2 akan berlogika 0 [1+2+4+0=7]

- jika input 8 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q3 akan berlogika 0 [0+0+0+8=8]

- jika input 9 diaktifkan (logika 0) maka output dari Q0 dan Q3 akan berlogika 0 [1+0+0+8=9]

    4. Rangkaian 8.17
(Kondisi 3)

Jika D1 diaktifkan (logika 1) maka pada salah satu kaki input AND berlogika 1. Salah satu kaki AND yang lain sudah berlogika 1 yang disebabkan D2 berlogika 0 terus di inverter sehingga berlogika 1. Karena kedua kaki input AND berlogika 1 maka output dari AND adalah logika 1, sehingga pada salah satu kaki input OR 2 berlogika 1, maka output dari OR 2 adalah logika 1 pada Y.

Jika D2 diaktifkan (logika 1) maka salah satu kaki input OR 1 berlogika 1, sehingga output dari OR 1 adalah logika 1 pada X.

Jika D1 dan D2 diaktifkan (logika 1) maka salah satu kaki input OR 1 berlogika 1, sehingga output dari OR 1 adalah logika 1 pada X. Karena D2 logika 1 terus di inverter menjadi berlogika 0 pada gerbang AND, maka gerbang AND tidak aktif atau berlogika 0. Karena pada kaki input OR 2 semuanya logika 0 maka output dari gerbang OR 2 adalah berlogika 0 pada Y.

Jika D3 diaktifkan (logika 1) maka salah satu kaki input dari OR 1 dan OR 2 akan berlogika 1, sehingga gerbang OR 1 dan OR 2 outputnya menjadi logika 1 pada X dan Y

5. Video[kembali]


6. Soal[kembali]

Example
1. Rangkaian enkoder prioritas delapan baris hingga tiga baris dengan D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 dan D7 sebagai jalur input data. bit keluarannya adalah A (MSB), B dan C (LSB). Bit data tingkat tinggi telah diberi prioritas lebih tinggi, dengan D7 memiliki prioritas tertinggi. Jika input dan output data aktif saat LOW, tentukan status logika bit output untuk status logika input data berikut:
(a) Semua input berada dalam status ogika '0'
(b) D1 hingga D 4 dalam status logika '1' dan D5 hingga D7 dalam status logika '0'
(c) D7 dalam status logika '0'. Status logika dari input lainnya tidak diketahui.

Jawaban:
(a) Karena semua input berada dalam status logika '0', ini berarti bahwa semua input aktif. Karena D7 memiliki yang tertinggi prioritas dan semua input dan output aktif ketika LOW, bit output adalah A = 0, B = 0 dan C = 0.
(b) Input D5 hingga D7 adalah yang aktif. di antaranya, D7 memiliki prioritas tertinggi. Karena itu, bit keluarannya adalah A = 0, B = 0, C = 0
(c) D7 aktif. Karena D7 memiliki prioritas tertinggi, itu akan dikodekan terlepas dari status logikanya masukan lainnya. Oleh karena itu, bit keluarannya adalah A = 0, B = 0 dan C = 0.

2. IC apa yang digunakan dalam rangkaian bab 8.2?
Jawaban:
IC yang digunakan adalah IC 74151

Problem
1. Rancang encoder prioritas empat baris hingga dua baris dengan input dan output HIGH aktif, dengan prioritas ditetapkan ke jalur input data tingkat tinggi!
Jawaban:
Tabel kebenaran untuk encoder prioritas diberikan pada Tabel 8.10, dengan D0, D1, D2 dan D3 sebagai data input dan X dan Y sebagai output. Ekspresi Boolean untuk dua jalur keluaran X dan Y diberikan oleh persamaan :

Gambar 8.17 menunjukkan diagram logika yang mengimplementasikan fungsi Boolean yang diberikan dalam persamaan.
Tabel 8.10

(Gambar 8.17)

2. 
Jelaskan apakah fungsi dari kaki input A B dan C ?
Jawab :
fungsinya yaitu untuk mengirimkan addres sesuai dengan angka dari kaki input X0 - X7 dari multiplexer. Jika addres yang dikirimkan salah maka tidak ada output yang muncul walaupun terdapat input. Pada kaki input A B dan C yaitu berlaku konversi bilangan biner, dimana A = 1, B = 2, C = 4. Contoh misalkan terdapat input pada kaki X6 maka addresnya adalah 1 1 0 supaya ada outputnya, dimana C = berlogika 1, B = berlogika 1, C = berlogika 0. Sehingga 4+2+0=6, maka addresnya adalah 6 sehingga outputnya akan berlogika 1.

Pilihan Ganda
1.  


Input apa saja yang harus aktif supaya output yang berlogika 1 adalah A dan C ?.
a. D0
b. D7
c. D6
d. D5
jawaban : d

2. 

Input apa saja yang harus aktif supaya output yang berlogika 0 adalah Q0 dan Q4 ?
a. Kaki input 9
b. Kaki input 2 dan 7
c. Kaki input 6
d. Kaki input 2 dan 4
Jawaban : a


simulasi rangkaian 8.14 klik disini
simulasi rangkaian 8.15 klik disini
simulasi rangkaian 8.16 klik disini
simulasi rangkaian 8.17 klik disini
Datasheet OR klik disini
Datasheet AND klik disini
Datasheet NOT klik disini
Datasheet Resistor klik disini
Datasheet IC 74LS147 klik disini







Sabtu, 25 Maret 2023

Soal 8.6

 

 SOAL BAB 8

[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA]

1.Tujuan[kembali]

  1. Mempelajari diagram blok IC TTL
  2. Mempelajari rangkaian dalam IC TTL
  3.  Mempelajari tabel kebenaran IC TTL

2.Alat dan Bahan[kembali]

ALAT
  1. Power Supply
Spesifikasi :
1. Daya listrik (Power supply): Ini mengacu pada daya yang diberikan oleh sumber listrik ke peralatan elektronik. Daya ini diukur dalam watt (W). Spesifikasi daya listrik mencakup tegangan input yang diperlukan (misalnya 110V atau 220V AC) dan frekuensi (misalnya 50Hz atau 60Hz).
2. Konsumsi daya (Power consumption): Ini adalah jumlah daya yang dikonsumsi oleh peralatan elektronik saat beroperasi. Konsumsi daya juga diukur dalam watt (W) dan umumnya dicantumkan dalam spesifikasi produk. Informasi ini membantu untuk mengetahui berapa banyak daya yang diperlukan oleh peralatan tersebut dan mempengaruhi kebutuhan daya listrik yang dibutuhkan.
3. Daya output (Power output): Jika Anda merujuk pada peralatan yang menghasilkan daya, seperti power amplifier atau power bank, spesifikasi power output akan memberikan informasi tentang daya yang dihasilkan oleh perangkat tersebut. Ini juga diukur dalam watt (W) dan mungkin mencakup spesifikasi daya maksimum dan daya kontinu yang dapat dihasilkan.

        2. Voltmeter DC

Spesifikasi :
1. Rentang pengukuran: Ini mengacu pada rentang tegangan yang dapat diukur oleh voltmeter. Misalnya, voltmeter mungkin memiliki rentang pengukuran antara 0 hingga 10 volt atau 0 hingga 1000 volt
2. Akurasi: Ini adalah tingkat ketepatan voltmeter dalam mengukur tegangan. Akurasi biasanya dinyatakan dalam persentase kesalahan maksimum. Sebagai contoh, voltmeter mungkin memiliki akurasi ±1% yang berarti kesalahan maksimum yang mungkin terjadi adalah 1% dari nilai yang diukur.
3. Resolusi: Resolusi mengacu pada jumlah digit yang ditampilkan pada voltmeter. Resolusi yang lebih tinggi berarti voltmeter dapat menampilkan angka yang lebih rinci. Sebagai contoh, voltmeter dengan resolusi 3 digit dapat menampilkan angka hingga tiga angka di belakang koma.
4. Impedansi input: Ini adalah resistansi internal voltmeter terhadap arus listrik yang melewati alat. Impedansi input yang lebih tinggi pada voltmeter memungkinkan pengukuran tegangan yang lebih akurat tanpa mengganggu sirkuit yang sedang diukur.
5. Jenis input: Voltmeter dapat dirancang untuk mengukur tegangan searah (DC) atau tegangan bolak-balik (AC). Beberapa voltmeter juga dapat mengukur kedua jenis tegangan.

        3. Baterai

Spesifikasi :
- Input voltage: ac 100~240v / dc 10~30v
- Output voltage: dc 1~35v
- Max. Input current: dc 14a
- Charging current: 0.1~10a
- Discharging current: 0.1~1.0a
- Balance current: 1.5a/cell max
- Max. Discharging power: 15w
- Max. Input current: dc 14a
- Jenis batre yg didukung: life, lilon, lipo 1~6s, lihv 1-6s, pb 1-12s, nimh, cd 1-16s
- Ukuran: 126x115x49mm
- Berat: 460gr

BAHAN

        1. Resistor
Spesifikasi :
Resistance (ohms)          : 10K, 500K
Power (Watts)                 : 0.25W, 1/4W
Tolerance                        : -+ 5%
Packaging                       : Bulk
Composition                    : Carbon Film
Temperature Coefficient  : 350 ppm/C
Lead free status              : Lead free
RoHS status                    : RoHS Compliant

        2. Dioda
Spesifikasi :
- Package Type                            : Available in DO-41 & SMD package
- Diode TYpe                                : Silicon rectifier general usage diode
- Max repetitive reverse voltage   : 1000 volts
- Average Fwd Current                 : 1000 mA
- Non-repetitive max Fwd current : 30A
- Max power disipation                 : 3 W
- Max storage & operating temperature should be : -55 to +175 Centigrade

Konfigurasi Pin :
- Anoda  : Arus selalu masuk melalui anoda
- Katoda : Arus selalu keluar melalui katoda

        3. Transistor NPN BC547 


Konfigurasi :
- Emitor Umum Penguat (CE)
- Kolektor Umum Penguat (CC)
- Pangkalan Bersama Penguat (CB)

Spesifikasi :
- Jenis Paket: TO-92
- Jenis Transistor: NPN
- Arus Kolektor Maks (IC): 100mA
- Tegangan Kolektor-Emitor Maks (VCE): 45V
- Tegangan Kolektor-Basis Maks (VCB): 50V
- Tegangan Basis Emitor Maks (VEBO): 6V
- Disipasi Kolektor Maks (Pc): 500 miliWatt
- Frekuensi Transisi Maks (ft): 300 MHz
- Penguatan Arus DC Minimum & Maksimum (hFE): 110 – 800
- Penyimpanan Maks & Suhu Pengoperasian Harus: -65 hingga +150 Celcius

        4. OP-AMP 


Karakteristik umum
- Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
- Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
- Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
- Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
- Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)

Konfigurasi pin
- Pin-1 dan pin-8 adalah o / p dari komparator
- Pin-2 dan pin-6 adalah pembalik i / id
- Pin-3 dan pin-5 adalah non inverting i / id
- Pin-4 adalah terminal GND
- Pin-8 adalah VCC

Spesifikasi
- Ini terdiri dari dua op-amp internal dan frekuensi dikompensasi untuk gain kesatuan
- Gain tegangan besar adalah 100 dB
- Lebar pita lebar adalah 1MHz
- Jangkauan pasokan listrik yang luas termasuk pasokan listrik tunggal dan ganda
- Rentang catu daya tunggal adalah dari 3V ke 32V
- Jangkauan pasokan listrik ganda adalah dari + atau -1.5V ke + atau -16V
- Penyaluran arus pasokan sangat rendah, yaitu 500 μA
- 2mV tegangan rendah i / p offset
- Mode umum rentang tegangan i / p terdiri dari ground
- Tegangan catu daya dan diferensial i / p tegangan serupa ayunan tegangan o / p besar

        5. Gerbang Logika XOR (IC 4030) 



Spesifikasi
- Logic IC type : XOR Gate
- Sub Category: Gates
- Load Capacitance (CL): 15.0 pF
- Number of Terminals: 14
- Operating Temperature-Min: -40.0 Cel
- Operating Temperature-Max: 85.0 Cel
- Package Body Material: PLASTIC/EPOXY
- Package Code: DIP
- Power Supplies (V): 3/15
- Prop. Delay@Nom-Sup: 300.0 ns
- Schmitt Trigger: NO
- Technology: CMOS
- Temperature Grade: INDUSTRIAL
- CLASS: CMOS / CLEAR

Konfigurasi pin :

        6. Gerbang Logika AND (IC 7411) 

Spesifikasi
IC 7411 berisi tiga gerbang AND dengan tiga input dari keluarga transistor

Konfigurasi pin
- Name : CD4073 triple 3-input AND Gate
- Family : Logic
- Series : 4000
- Logic type : Combinatorial
- Mounting type : Surface Mount
- No. of Pins : 14

        7. Decoder (IC 74147) 




        8. POT-HG
Spesifikasi
- Type : Rotary a.k.a Radio POT
- Available in different resistance values like 500Ω, 1K, 2K, 5K, 10K, 22K, 50K, 100K, 220K, 470K, 500K, 1M
- Power rating K 0.3W
- Maximun input voltage : 200Vdc
- Ratational life : 2000K cycles

        9. Sensor LDR

Spesifikasi
- Tegangan maksimum (DC) : 150V
- Konsumsi arus maksimum : 100 mW
- Tingkatan resistansi/tahanan : 10Ω sampai 4.100KΩ
- Puncak spektral : 540 nm (ukuran gelombang cahaya)
- Waktu Respon Sensor : 20ms – 30ms Suhu operasi: -30° Celsius – 70° Celcius

        10. Sensor Vibration
Spesifikasi
- Miniature size - 3.3 mm x 6.9 mm
- Simple interface - No signal conditioning required
- Nano-power - As little as 50 nA
- Surface mount - RoHS & REACH complaint, lead free, Halogen free

        11. Sensor Sound
Spesifikasi
- Working voltage: DC 3.3-5V
- Adjustable Sensitivity
- Dimensions: 32 x 17 mm
- Signal output indication
- Single channel signal output
- With the retaining bolt hole, convenient installation
- Outputs low level and the signal light when there is sound
- Output in the form of digital switching outputs (0 and 1 high and low)

        12. Seven Segment
Spesifikasi
- Available in two modes Common Cathode (CC) and Common Anode (CA)
- Available in many different sizes like 9.14mm,14.20mm,20.40mm,38.10mm,57.0mm and 100mm (Commonly used/available size is 14.20mm)y
- Available colours: White, Blue, Red, Yellow and Green (Res is commonly used)
- Low current operation
- Better, brighter and larger display than conventional LCD displays.
- Current consumption : 30mA / segment
- Peak current : 70mA

        13. Decoder (IC 7447)
 

Spesifikasi
- has a broader Voltage range
- A variety of operating conditions
- internal pull-ups ensure you don't need external resistors
- Four input lines and seven output lines
- input clamp diode hence no need for high-speed termination
- comes with open collector output

Tabel kebenaran

        14. Encoder (IC 74147)
Spesifikasi
- It operates at 4.5V to 5.5 DC voltage.
- It delivers output current from low 70µA to high 8mA
- It operates at the temperature from -55℃ to 70℃
- Logic Case packaging type: DIPs
- Mounting Type: Through Hole

Konfigurasi Pin
- Pin No. 1 - 4 (input)                - Pin No. 9 - A (output)
- Pin No. 2 - 5 (input)                - Pin No. 10 - 9 (input)
- Pin No. 3 - 6 (input)                - Pin No. 11 - 1 (input)
- Pin No. 4 - 7 (input)                - Pin No. 12 - 2 (input)
- Pin No. 5 - 8 (input)                - Pin No. 13 - 3 (input)
- Pin No. 6 - C (output)             - Pin No. 14 - D (output)
- Pin No. 7 - B (output)             - Pin No. 15 - Not Connected (NC)
- Pin No. 8 - Ground (GND)     - Pin No. 16 - Vcc or positive power supply

        15. Relay

Spesifikasi
- Trigger Voltage (Voltage across coil) : 5V DC
- Trigger Current (Nominal current) : 70mA
- Maximum AC load current: 10A @ 250/125V AC
- Maximum DC load current: 10A @ 30/28V DC
- Compact 5-pin configuration with plastic moulding
- Operating time: 10msec Release time: 5msec
- Maximum switching: 300 operating/minute (mechanicall)

        16. Motor DC
Spesifikasi
- Standard 130 Type DC motor
- Operating Voltage: 4.5V to 9V
- Recommended/Rated Voltage: 6V
- Current at No load: 70mA (max)
- No-load Speed: 9000 rpm
- Loaded current: 250mA (approx)
- Rated Load: 10g*cm

- Motor Size: 27.5mm x 20mm x 15mm
- Weight: 17 grams

        17. LED
Spesifikasi
- Superior weather resistance
- 5mm Round Standard Directivity
- UV Resistant Eproxy
- Forward Current (IF): 30mA
- Forward Voltage (VF): 1.8V to 2.4V
- Reverse Voltage: 5V
- Operating Temperature: -30℃ to +85℃
- Storage Temperature: -40℃ to +100℃
- Luminous Intensity: 20mcd

Konfigurasi Pin
- Pin 1 : Positive terminal of LED
- Pin 2 : Negative terminal of LED

        18. Logic state
Gerbang Logika (Logic Gates) adalah sebuah entitas untuk melakukan pengolahan input-input yang berupa bilangan biner (hanya terdapat 2 kode bilangan biner yaitu, angka 1 dan 0) dengan menggunakan Teori Matematika Boolean sehingga dihasilkan sebuah sinyal output yang dapat digunakan untuk proses berikutnya.

3. Dasar Teori[kembali]

Multiplexer atau MUX, juga disebut selektor data, adalah rangkaian kombinasional dengan lebih dari satu jalur masukan, satu jalur keluaran dan lebih dari satu jalur pemilihan. Ada beberapa IC multiplexer itu memberikan keluaran yang saling melengkapi. Juga, multiplexer dalam bentuk IC hampir selalu memiliki ENABLE atau input STROBE, yang harus aktif agar multiplekser dapat melakukan yang diinginkan fungsi. Multiplexer memilih informasi biner yang ada di salah satu jalur input, tergantung pada status logika dari input seleksi, dan merutekannya ke jalur output. Jika ada n garis seleksi, maka jumlah jalur input maksimum yang mungkin adalah 2n dan multiplexer disebut sebagai 2n-to-1 multiplexer atau multiplexer 2n × 1. Gambar 8.1 (a) dan (b) masing-masing menunjukkan representasi rangkaian dan tabel kebenaran multiplexer 4-ke-1 dasar.
Untuk membiasakan pembaca dengan perangkat multiplekser praktis yang tersedia dalam bentuk IC, Gambar 8.2 dan 8.3 masing-masing menunjukkan representasi rangkaian dan tabel fungsi multiplexer 8-ke-1 dan 16-ke-1. Itu Multiplexer 8-ke-1 dari Gambar 8.2 adalah nomor tipe IC 74151 dari keluarga TTL. Ini memiliki RENDAH aktif AKTIFKAN masukan dan berikan keluaran pelengkap. Gambar 8.3 mengacu pada nomor jenis IC 74150 keluarga TTL. Ini adalah multiplexer 16-ke-1 dengan input LOW ENABLE aktif dan output LOW aktif.




Implementasi fungsi Boolean dengan Multiplexer
Salah satu aplikasi multiplexer yang paling umum adalah penggunaannya untuk implementasi kombinasional logika fungsi Boolean. Teknik paling sederhana untuk melakukannya adalah dengan menggunakan MUX 2n-ke-1 untuk diterapkan fungsi Boolean n-variabel. Jalur input yang sesuai dengan masing-masing minterm yang ada di Fungsi Boolean dibuat sama dengan status logika '1'. Minterm tersisa yang tidak ada di file Fungsi Boolean dinonaktifkan dengan membuat baris masukan yang sesuai sama dengan logika '0'. Sebagai seorang Contoh, Gambar 8.8 (a) menunjukkan penggunaan MUX 8-ke-1 untuk mengimplementasikan fungsi Boolean yang diberikan dengan persamaan:



Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8.8, jalur input yang sesuai dengan tiga minterm yang ada di Boolean yang diberikan fungsi terkait dengan logika '1'. Lima kemungkinan minterm tersisa yang tidak ada dalam fungsi Boolean adalah terikat dengan logika '0'. Namun, ada teknik yang lebih baik yang tersedia untuk melakukan hal yang sama. Dalam hal ini, MUX 2n-ke-1 bisa digunakan untuk mengimplementasikan fungsi Boolean dengan n + 1 variabel. Prosedurnya adalah sebagai berikut. Dari n + 1 variabel, n terhubung ke n jalur pemilihan multiplexer 2n ke- 1. Variabel sisa digunakan dengan jalur input. Berbagai baris masukan terkait dengan salah satu dari berikut ini: '0', '1', sisa variabel dan pelengkap variabel sisa. Baris mana yang diberi status logika apa mudah ditentukan dengan bantuan prosedur sederhana. Prosedur lengkap diilustrasikan untuk Fungsi Boolean diberikan oleh persamaan (8.3). Ini adalah fungsi Boolean tiga variabel. Secara konvensional, kita perlu menggunakan multiplexer 8-ke-1 untuk mengimplementasikan fungsi ini. Sekarang kita akan melihat bagaimana ini dapat diimplementasikan dengan multiplexer 4-ke-1. Multiplexer yang dipilih memiliki dua jalur pemilihan. Langkah pertama di sini adalah menentukan tabel kebenaran fungsi Boolean yang diberikan, yang ditunjukkan pada Tabel 8.1. Pada langkah berikutnya, dua dari tiga variabel dihubungkan ke dua baris pemilihan, dengan urutan yang lebih tinggi variabel yang terhubung ke jalur pemilihan tingkat tinggi. Misalnya, dalam kasus ini, variabel B dan C adalah variabel terpilih untuk garis seleksi dan masing-masing terhubung ke seleksi jalur S1 dan S0. Pada langkah ketiga, tabel dari tipe yang ditunjukkan pada Tabel 8.2 dibangun. Di bawah masukan ke multiplexer, minterm terdaftar dalam dua baris, seperti yang ditunjukkan. Baris pertama mencantumkan istilah-istilah di mana variabel yang tersisa A dilengkapi, dan baris kedua mencantumkan istilah-istilah di mana A tidak dilengkapi. Ini mudah dilakukan dengan bantuan tabel kebenaran. Minterm yang diperlukan diidentifikasi atau ditandai dengan beberapa cara di tabel ini. Dalam pemberian tabel, entri ini telah disorot. Setiap kolom diperiksa satu per satu. Jika tidak ada minterm dari kolom tertentu disorot, '0' ditulis di bawahnya. Jika keduanya disorot, '1' ditulis. Jika hanya satu yang disorot, variabel yang sesuai (dilengkapi atau tidak) ditulis. Baris masukan kemudian diberi status logika yang sesuai. Dalam kasus ini, I0, I1, I2 dan I3 akan dihubungkan ke A, 0, A dan A. Gambar 8.8 (b) menunjukkan logikanya penerapan.

Demux atau Demultiplexer adalah suatu perangkat yang dapat menerima hanya satu input data dan melewatkan ke salah satu diantara beberapa seperti gambar 8.3
gambar 8.3. Demultiplexer (a). simbol (b) rangkaian ekivalen demux 1 ke 4 dengan menyalurkan data input ke output Q2

        1. IC 74LS138

- Kaki 4,5,6 : merupakan kaki input enable G1,G2,G3 atau G1,dan G2note1
IC 74LS138 mempunyai kaki yang terdiri dari :
- Kaki 1,2,3 : merupakan kaki input select A,B,C
- Kaki 4,5,6 : merupakan kaki input enable G1,G2,G3 atau G1,dan G2note1
- Kaki 8 : merupakan ground
- Kaki 7,8,9,10,11,12, 13,14,15 : merupakan output
- Kaki 16 : merupakan VCC.

Cara kerja :
Apabila salah satu input berlogika 1 maka output akan berlogika 1,dan apabila 3 input disatukan yang select maupun enable maka salah satu output atau Y akan berlogika 0.
- Jika A,B,C diberi tegangan Low, maka Y0 akan berlogika 0.
- Jika B,C diberi tegangan Low, maka Y1 akan berlogika 0.
- Jika A,C diberi tegangan Low, maka Y2 akan berlogika 0.
- Jika C diberi tegangan Low, maka Y3 akan berlogika 0.
- Jika A,B diberi tegangan Low, maka Y4 akan berlogika 0.
- Jika B diberi tegangan Low, maka Y5 akan berlogika 0.
- Jika A diberi tegangan Low, maka Y6 akan berlogika 0.
- Jika A,B,C diberi tegangan High, maka Y7 akan berlogika 0.

Tabel kebenaran

        2. Seven segment
Seven segment merupakan bagian-bagian yang digunakan untuk menampilkan angka atau bilangan decimal. Seven segment tersebut terbagi menjadi 7 batang LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang disebut DOT MATRIKS. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (Light Emitting Dioda). Seven segment bisa menunjukan angka-angka desimal serta beberapa bentuk tertentu melalui gabungan aktif atau tidaknya LED penyususnan dalam seven segmen

        3. IC 7447
IC BCD 7447 merupakan IC yang bertujuan mengubah data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi suatu data keluaran untuk seven segment. IC 7447 yang bekerja pada tegangan 5V ini khusus untuk menyalakan seven segment dengan konfigurasi common anode. Sedangkan untuk menyalakan tampilan seven segment yang bekerja pada konfigurasi common cathode menggunakan IC BCD 7448. IC ini sangat membantu untuk meringkas masukan seven segmen dengan jumlah 7 pin, sedangkan jika menggunakan BCD cukup dengan 4 bit masukan. IC BCD bisa juga disebut dengan driver seven segment.

Konfigurasi pin
- Pin Input IC BCD, memiliki fungsi sebagai masukan IC BCD yang terdiri dari 4 Pin, nama pin masukan BCD dilangkan dengan huruf kapital yaitu A, B, C dan D. Pin input berkeja dengan logika High=1.
- Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai data yang diolah dari pin input. Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7447 digunakan untuk seven segment common anode.
- Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi aktif low, sehingga semua led pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segmen
- Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.
- Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output (disable output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.

        4. Resistor

Resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan Resistor adalah Ohm (simbol: Ω) yang merupakan satuan SI untuk resistansi listrik. Resitor mempunyai nilai resistansi (tahanan) tertentu yang dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin dimana nilai tegangan terhadap resistansi tersebut berbanding lurus dengan arus yang mengalir, berdasarkan persamaan hukum Ohm (V = I.R ).
Cara menghitung nilai resistor


Perhitungan untuk resistor dengan 4 gelang warna
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-1 (pertama)
- Masukkan angka langsung dari kode warna gelang ke-2
- Masukkan Jumlah nol dari kode warna gelang ke-3 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10^n)
- Gelang ke 4 merupakan toleransi dari nilai resistor tersebut

4. Prosedur Percobaan[kembali]

        a. Prosedur Percobaan
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen
3. Cari komponen yang diperlukan di library proteus
4. Pasang Sensor Vibration SW420, Sensor LDR,sensor sound,Gerbang NOR,AND, inverter,resistor, transistor, relay, motor dc, diode,power suply, buzzer, dan sesuai gambar rangkaian dibawah
5. jika ingin mensimulasikan jangan lupa masukkan library sensor vibrasi dan sensor sound
6.Coba dijalankan rangkaian apabila ouput hidup/berputar (motor dc)dan buzzer berbunyi

        b. Gambar rangkaian

        c. Prinsip kerja
Apabila sensor vibrasi berlogika 1 maka ada tegangan dari power suplay menuju vcc menuju output sensor yang mana outputnya di hubungkan ke gerbang AND karena prinsip dari gerbang AND adalah perkalian maka 1x1 = 1 output dari gerbang AND akan berlogika 1 kemudian terjadi percabangan yang satu ke ic decoder yang terhubung dengan kaki A yang mana nilai dari A adalah 2 pangkat 0 = 1 maka output dari IC decoder yang aktif adalah kaki qb dan qc kemudian masuk ke seven segmen sehingga ditampilkan angka 1 pada seven segment menandakan sensor vibration dalam keadaan aktif. kemudian percabangan yang satu lagi yaitu ke dioda kemudian lewat kek kaki VBE sehingga tegangan yang masuk di VBE yaitu sebesar 4,20 v sehingga transistor aktif, dengan aktifnya transistor maka arus akan mengalir dari power suply terus ke rellay terus ke collector terus ke emitter dengan aktifnya transitor Q2 sehingga switch relay akan bergerak kekiri , dengan bergeraknya kekiri maka ada suply sebesar 12v masuk ke switch sehingga menghidupkan buzzer dan led . hal ini menandakan celengan dalam keadaan bahaya. karena buzzer aktif maka sensor sound juga akan aktif sehingga ada tegangan dari power suplay menju vcc kemudian dikeluakan melalui voutput dan dihubungan ke resistor dan masuk kekaki inverting dari op amp disini terjadi penguatan dua kali selanjutnya dihubungkan pada sebuah resistor sehinggga terbaca tegangan pada transistor sebesar0,79 yang artinya transistor dapat aktif. aktifnya transistor akan menyebababkan adadnya tegangan dari power suplay menuju relay kemudian kolector terus ke emitor terus ke ground . karena relay aktif maka adad tegangan dari power suplay sehingga loop output aktif dan motor akan bergerak mengunci pintu.
sebaliknya apabila sensor vibration berlogika 0 maka masuk ke gerbang AND sehingga inout dari gerbang AND berlogika 01 berarti 0x1 =0 sehingga output dari gerbang AND berlogika 0 sehingga decoder dan transitor tidak mendapat tegangan dan seven segmen maupun buzzer tidak aktif. hal ini menandakan celengan dalam kondisi aman. dan sensor sound tidak aktif

 sensor LDR
Apabila brankas telah dicuri atau berubah tempat maka sensor LDR output masuk ke gerbang xor kemudian terjadi percabangan yang satu ke ic decoder yang terhubung dengan kaki B yang mana nilai dari B adalah 2 pangkat 1 = 2 maka output dari IC decoder yang aktif adalah kaki qa,qb,qd,qe dan qg kemudian masuk ke seven segmen sehingga ditampilkan angka 2 pada seven segment menandakan sensor LDR dalam keadaan aktif. kemudian percabangan yang satu lagi yaitu ke resistor 10k maka ketika sensor LDR terdeteksi cahaya yang mana arus akan mengalir dari power supply 5V masuk ke sensor LDR lalu terjadi pembagi tegagan pada R3 dan terukur tegangan sebesar 4,76V. arus juga masuk ke kaki input gerbang XOR yang mana inputnya berlogika 1 dan 0 sehingga output berlogika 1 dan masuk ke R4 sehingga terukur tegangan pada basis transistor sebesar 0.79V dan sudah mengaktifkan transistor.arus akan mengalir dari power suply 5V lalu masuk ke relay, terus ke collector terus ke emitter. karena transistor Q2 aktif maka coil relay berpindah ke kiri sehingga buzzer dan led akan on.hal ini menandakan celengan berubah tempat atau celengan dicuri. karena buzzer aktif maka sensor sound juga akan aktif sehingga ada tegangan dari power suplay menju vcc kemudian dikeluakan melalui voutput dan dihubungan ke resistor dan masuk kekaki inverting dari op amp disini terjadi penguatan dua kali selanjutnya dihubungkan pada sebuah resistor sehinggga terbaca tegangan pada transistor sebesar0,79 yang artinya transistor dapat aktif. aktifnya transistor akan menyebababkan adadnya tegangan dari power suplay menuju relay kemudian kolector terus ke emitor teru ske ground . karena relay aktif maka adad tegangan dari power suplay sehingga loop output aktif dan motor akan bergerak mengunci pintu.
sebaliknya apabila sensor ldr tidak mendeteksi cahaya maka tidak ada tegangan yang bisa mengaktifkan transistor Q2 sehingga relay tidak bergerak kekiri sehingga buzzer dan led dalam keadaan off.

Sensor sound
Sensor sound diletakkan di dekat buzzer. Saat sensor sound berlogika 1 maka akan ada tegangan yang mengalir dari power supply memasuki Vcc dan Vout, dan arus dari Vout akan mengalir ke R13. Pada resistor akan terjadi pembagian tegangan yang menghasilkan tegangan sebesar 0.71 V sehingga transistor akan aktif. Aktifnya transistor menyebabkan arus dari power supply akan mengalir ke transistor dr kaki kolektor ke kaki emitor. arus yang mengalir tadi akan keluar melalui kaki emiter menuju ke kaki anoda (untuk kaki katoda nya terhubung ke vcc) dari dioda dan relay. Dikarenakan adanya arus yang mengalir pada relay maka menyebabkan relay switch akan berpindah ke kiri yang dapat secara otomatis mengalirkan arus menuju motor dan motor akan bergerak dan pergerakan motor ini menandakan bahwa pintu akan secara otomatis terkunci.

sensor infrared
Apabila sensor infrared berlogika 1, maka tegangan akan mengalir dari power supply menuju vcc dan tegangan akan keluar melalui out dan masuk ke resistor dan masuk ke kaki non inverting amplifier, arus tadi akan mengalir ke resistor R15 dan terjadi pembagi tegangan sehingga dihasilkan tegangan sebesar 0.72V yg dapat mengaktifkan transistor. aktifnya transistor menyebabkan tegangan mengalir dari power supply menuju ke rellay lalu masuk ke kaki kolektor dan emitor dari transistor dan menuju ke ground. Karena transistor telah aktif maka rellay akan bergeser ke kiri sehingga tegangan dari batterai dapat mengalir ke R16 dan menghasilkan arus yg dapat mengalir masuk ke LED merah dan LED merah aktif serta mengaktifkan motor.

5. Video[kembali]

- Video Simulasi

- Video Merangkai

simulasi rangkaian klik disini
Video Prinsip kerja klik disini
Video Merangkai klik disini
Datasheet sensor sound klik disini
Datasheet sensor LDR klik disini
Datasheet sensor vibration klik disini
Datasheet sensor infrared klik disini
Datasheet resistor klik disini
Datasheet transistor NPN klik disini
Datasheet motor dc klik disini
Datasheet dioda klik disini
Datasheet relay klik disini
Datasheet op-amp LM741 klik disini
Datasheet IC 74147 klik disini
Datasheet IC 7447 klik disini
Datasheet 7 segment klik disini
Library sensor sound klik disini
Library sensor LDR klik disini
Library sensor vibration klik disini

Entri yang Diunggulkan

LAPORAN AKHIR DEMO PROJECT

  [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Pendahuluan 2. Tujuan 3. Alat dan Bahan 4. Dasar Teori 5. Percobaan Percob...